Senin, 19 September 2016

media, kini dan dahulu


dahulu, sebuah media, jenis apapun itu adalah mainannya orang2 pilihan yang ber-kelas. ialah sebuah simbol perlawanan, keberanian dan ke-keren-an. hanya manusia dengan skill dan kondisi mental sepiritual level tertentu yang bisa berkecimpung di media.
saya teringat ketika awal-awal karir menjadi bocah ingusan nan amatiran dahulu kala. ketika itu saya bermukim di sebuah asrama salah satu ponpes di jatim, kebetulan ketika itu asrama di urus dengan tidak baik menurut standart saya dan beberapa teman. sehingga menimbulkan hal-hal yang meresahkan bagi kami. keresahan akan kondisi sosial-politik asrama yang tidak ideal tersebut lambat laun membuncah!. kami siap melawan!. setelah berfikir secara dalam dan seksama, akhirnya kami memilih melawan melalui media. media ciptaan kami sendiri, MADING! majalah dinding.
dengan modal kertas karton dan spidol warna-warni paling murah di zamannya, kami membuat komik sindiran dan ujaran propaganda serta tulisan kritis terhadap pengurus asrama. sambil membuat hati kami terus berdegup kencang. kami sadar, ujung dari media ini bisa apa saja. bisa saja di abaikan, bisa saja di copot sebelum ada yang membaca, atau yang terburuk, bisa saja kami di keluarkan dari asrama karena dianggap represif dan memberontak.
namun tahukah anda sekalian? saat itu kami merasa menjadi orang paling keren, keren karena bisa dan berani bermain dengan media. meskipun hanya sebuah mading. tetap saja keren!.
namun mari tengok media saat ini, agaknya susah sekali mencari media yang pengisinya adalah orang keren seperti dahulu. mungkin ada, tapi biasanya keberadaannya tenggelam di antara media murahan yang kosong tanpa nilai. mulai dari media sosial yang di publish tanpa rasa bertanggung jawab hingga media kelas nasional yang idealismenya telah terbeli.
bagi mantan anak ingusan yang suka membaca media seperti saya. tentu sangat merindukan media-media keren seperti dahulu. yang setiap membacanya kita akan tecengang, terbakar semangatnya dan terinspirasi. bukan seperti media kebanyakan sekarang, bukannya mencerahkan malah menambah kerutan di jidat.
saya berharap akan muncul media-media keren lagi. sehingga kehidupan anak-anak zaan sekarang akan se-seru kehidupan anak-anak dahulu.
katakan amin di komentar, jangan diabaikan bila anda muslim sejati. hahaha
Baca selengkapnya

selang suci sang mertua


dahulu kala, saya sempat bermukim di pulau dewata. dipulau yang dijuluki master piece-nya tuhan itu saya dan keluarga sempat tinggal belasan tahun. seperti yang diketahui khalayak ramai, kami umat pengikut rasulullah adalah minoritas disana. namun menjadi minoritas diantara umat hindu di-bali sangatlah mengasyikkan. kami berbaur dan ber-sosialisasi dengan baik, sehingga perbedaan diantara kami sekilas tidaklah terlihat, bilapun terlihat akan nampak indah bagai paduan perbedaan warna-warni pelangi. kondisi tersebut membuat ada banyak cerita unik, menarik, bahkan lucu nan menggelitik tercipta dikehidapn kami sehari-hari.

salah satu cerita yang masih membuat tersenyum hingga kini, adalah kisah tetangga saya dengan menantunya yang pemeluk hindu. kami biasa memanggilnya dengan panggilan mbah kasro, tetangga saya tersebut adalah orang yang dituakan di komunitas muslim kami. selain wawasan keagamaannya yang diatas rata-rata kami, beliau juga sepuh dari sisi usia. singkat cerita, salah satu putrinya menikah dengan orang asli bali yang kebetulan pemeluk agama hindu. layaknya hubungan ayah-anak-menanttu, sesekali mbah kasro rahimahullah beranjang sana ke kediaman anaknya. menginap beberapa hari untuk menjaga silaturahim dan hal-hal baik lainnya.

karena kerutinan kunjungan tersebut, sang menantu yang non muslim itu sengaja menyiapkan kamar khusus buat ayah mertuanya, dan satu kamar lagi khusus buat shalat. karena sang menantu tau apa arti sholat buat ayah mertuanya, maka si menantu tidak main-main dalam menyiapkan segala kebutuhan sholat ayah mertuanya selama dirumahnya. hal besar seperti tempat sholat sampai yang kecil-kecil ia perhatikan semua. tak terkecuali SELANG!. ya, selang dibutuhkan ayah mertuanya untuk mengambil wudhlu sebelum sholat. maka si menantu menyiapkan selang khusus buat ayah mertuanya. selang tersebut ukuran dan jenisnya dibuat dan dipilih khusus untuk kenyamanan berwudhlu mbah kasro. dan selang tersebut hanya boleh digunakan oleh mbah kasro, ketika mbah kasro tidak sedang berada dirumahnya, maka selang tersebut akan disimpan di tempat khusus yang tidak bisa dijamah orang lain. bagi si menantu, ibadah adalah sesuatu yang sakral, sama seperti yang dia pahami di dalam agamanya. maka apapun yang berhubungan dengan ritual ibadah adalah sakral juga!. tak terkecuali ibadah yang dilakukan mbah kasro, yang muslim taat tersebut. maka dengan penuh ketaatan ia akan menjaga selang sakral milik mbah kasro tersebut. dan sejak itu selang tersebut adalah bukan selang biasa, ia adalah SELANG SUCI.

kisah ini mungkin saja sudah mengalami bias disana-sini, tapi tidak jauh berbeda dengan yang terjadi sebenarnya. kisah-kisah semacam itu sebenarnya berserakan disekitar kita. kisah unik hasil dua kultur yang berbeda saling bersentuhan. bisa dari hubungan perbedaan agama, bahasa, suku, dialek, dsb. hal-hal tersebut adalah kekayaan lain bangsa kita. perbedaan dari sudut yang pas bisa menyegarkan buat kehidupan. namun bagi yang memandang dari sudut tertentu malah "menyumpekkan".

mari sejenak kita tengok kesekitar kita, mungkin saja ada kisah menarik lainnya disekitar kita yang bisa menyegarkan fikiran kita!
Baca selengkapnya

Sabtu, 17 September 2016

apa lagi ini?

mencoba, sepertinya bila setiap orang punya hoby, maka mencoba adalah hoby saya. apa saja ingin saya coba, tak terkecuali memiliki sebuah personal blog. setelah berfikir-fikir dan berangan-angan, maka lahirlah blog ini. entah akan seperti apa blog ini kedepannya. karena seperti yang sudah-sudah, lebih banyak yang berhenti begitu saja dari semua yang pernah saya coba sebelumnya.

seperti yang di jelaskan pada deskripsi blog ini, blog ini hanya akan di isi buah fikiran, angan, dan sampah intelektualitas (asyik!) saya. banyak sekali hal yang terlintas di otak saya, kadang hal serius, candaan, iseng, bodoh, cerdas dan banyak lagi. namun semua menguap dan terlupakan. sedikit sekali yang terekam, terdokumentasikan apalagi sampai titik menghasilkan sesuatu. daripada hilang dan menguap bagai (maaf) kentut, lebih baik saya sediakan "tong sampah" fikiran. tong sampah tersebut saya fikir lebih asyik kalau berupa web pribadi (sementara-atau selamanya?-ini berupa personal blog ini). selain kekinian juga bisa diakses oleh orang yang membutuhkan.

seperti pada kebanyakan tong sampah yang disediakan, nyatanya tidak semua sampah dibuang di sana. begitu juga tong sampah fikiran ini. rasanya akan masih banyak fikiran dan uneg-uneg yang tercecer entah dimana. namun, paling tidak membuka peluang lebih banyak sampah yang bisa simpan bukan?.

akhirul kalam, selamat datang di "tong sampah" fikiran saya, semoga bermanfaat.
Baca selengkapnya